Apriliia, Anita Puspita Amanda Putri (2022) ANALISI KEBUTUHAN AIR IRIGASI ( STUDI KASUS PADA DAERAH IRIGASI JETU KABUPATEN KARANGANYAR ). skripsi thesis, Universitas Tunas Pembangunan.
Text
Jurnal Aprillia Anita P_A0118027_A.pdf Download (851kB) |
Abstract
Rata-rata air didunia digunakan 70% untuk kebutuhan pertanian, 8% untuk kebutuhan domestik dan 22% untuk kebutuhan industri. Bendung Jetu merupakan salah satu Bendung dikabupaten karanganyar. Bendung Jetu memiliki luas daerah irigasi sebesar 647 Ha. Kebutuhan air sawah utnuk padi ditentukan oleh faktor-faktor yaitu: penyiapan lahan, penggunaan konsumtif, perkolasi dan rembesan, pergantian lapisan air, curah hujan efektif. Dalam melakukan analisis kebutuhan air irigasi pada daerah irigasi Jetu memerlukan data primer yang diperoleh langsung dari lapangan dengan melakukan observasi lapangan dan data sekunder berupa data yang diperoleh dari instansi yaitu Balai Besar Wilayah Bengawan Solo (BBWS) dan Balai PSDA Bengawan Solo wilayah Karanganyar. Analisi curah hujan diambil dari Stasiun DPU Karanganyar. Rentan waktu selama 10 tahun dari tahun 2011 sampai tahun 2020 untuk uji konsistensi data hujan menggunakan cara RAPS ( Rescaled Adjusted Partial Sums ). Curah hujan efektif dihitung dengan hujan andalan menggunakan metode weibull. Pola tanam pada daerah irigasi JETU yaitu Padi-Padi-Palawija, pada analisa kebutuhan air irigasi untuk pola tanam sebagai berikut ; masa tanam I yaitu padi dimulai pada bulan Maret – Juni, masa tanam II yaitu padi dimulai pada bulan Juli – Oktober, masa tanam III yaitu Palawija dimulai pada bulan November – Februari. Dalam penelitian ini saluran sekunder dibagi menjadi 14 titik, dengan masing masing tiitk berjarak 200m. Perhitungan kebutuhan air irigasi pada bulan Maret – Juni dimasa tanam I tanaman padi senilai 2.28 m³/dtk. Kebutuhan air pada bulan Juli – Oktober di masa tanam II tanaman padi senilai 2.60 m³/dtk. Kebutuhan air pada bulan Juli – Oktober di masa tanam III tanaman palawija senilai 1.62 m³/dtk. Efisiensi pada saluran irigasi Jetu sekunder memiliki perbedaan nilai karena bentuk pada saluran. Dimana pada saluran sekunder trapesium memiliki nilai efisiensi sebesar 57% sedangkan saluran sekunder berbentuk persegi 33% yang artinya saluran sekunder tidak mencapai nilai efisisen. Nilai kehilangan air yang tinggi dikarenakan saluran yang kurang terawat dan sedimentasi pada saluran yang cukup tebal, dan ada beberapa saluran sekunder yang rusak pada dinding saluran
Item Type: | Thesis (skripsi) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil |
Depositing User: | Fredi Yulianto A.Md.S.I |
Date Deposited: | 07 Oct 2022 04:43 |
Last Modified: | 07 Oct 2022 04:43 |
URI: | http://repository.utp.ac.id/id/eprint/136 |
Actions (login required)
View Item |